Sabtu, 29 Juni 2013

Selip Lidah (Pendek Akal)

Ketika satu kalimat di masa lalu, menjadi belenggu di kemudian hari...

saat memulai segala nya dengan mu. tak pernah terlintas akan menyesali ucapan yang sempat aku ucap di jauh hari sebelum aku mengenalmu. dengan segala pemkiran yg bukan sesaat, merasa sanggup mengambil resiko, dengan alasan kebahagian - egois menjadi sah.

bukan, bukan maksud mempersalahkan siapa-siapa. bukan juga bermaksud mencari2 alasan untuk merasa menyesal.
tp sadar aku punya kekurangan, namun berpura2 itu tak ada..

namun semudahnya kemarin aku menuntut banyak dari sisi mu untuk diri ku dengan mengatas namakan kita.

ini bukan keluhan untuk mu, tp ini kekecewaan untuk diriku sendiri
ini bukan penyesalan terhadap mu, tp ini tamparan untuk ku
ini bukan sesuatu yang menyenangkan untuk ku.... ketika kenyataan membuat aku harus berfikir mengerti banyak hal atau pun hal baru...

tp aku tak bisa seolah2 tak tau dan tak menyadari
aku ingin kau slalu disisiku
aku ingin diri ku yang memang selalu disisimu
aku ingin kita senantiasa berjalan beriringan

semoga ada ruang untuk kekecewaan ini tersimpan rapat...

sekarang, detik ini (masa lalu)

"Masa lalu mu adalah milik mu, Masa lalu ku adalah milik ku, Masa depan harus nya milik kita"

 Kalimat itu terasa mudah terucap dari bibir ku ketika pertengkaran yang terjadi karna masa lalu ku. Kemudian seolah-olah itu mudah, aku ta pikirkan terlalu banyak tentang perasaan mu. Maav atas segala keegoisan ku.

"Apa yang kau tanam itu yang kau tuai"

Itu yang pada kemudian hari aku rasakan. Melihat sisi lain dari diri mu yang tidak aku ketahui, seolah-olah aku bukan bagian dari kehidupan mu. Melihat masa lalu mu yang memang punya mu dan tanpa aku disitu, ternyata menyakiti ku.

aku terlalu naif dan munafik, menganggap hal itu mudah ketika kau yang mengalami. kemudian aku tersadar tak semudah itu kenyataan , ketika aku yang mengalami.

Entah apa yang membuat aku merasa tak nyaman. entah karna pada akhirnya aku tahu yang kamu rasa atau karna aku pada akhirnya mengerti. Atau karna aku sadar lalu merasakan kecewa terhadap hal ini.

Seperti bocah yang berusaha hidup dalam dunia imajinasi.
Kemudian aku sadar, aku hidup dalam keegoisan. lalu aku juga membawa mu hidup ditempat yang sama.

itu yang kemudian akhirnya aku sadari, menjadi kekecewaan ku sekarang...